GOOD CONCEPT
Dasar ergonomi Honda CB mengarah ke cruiser yang berarti penjelajah. Artinya
motor yang enak di ajak riding jauh.
Ubahan kali ini bukan streetfighter seperti kreasi modifikator Purwokerto pada
umumnya. Tetap mengacu pada desain daily use dan turing.
Diolah sama Deddy Firmansyah punggawa rumah modif
Custom 13 (C13), di Kota Mendoan, Purwokerto. “Dasar sasis simpel enaknya
dibikin cafй racer, selain dasar sasisnya enak dibentuk juga pastinya lebih
nyaman dipakai buat jalanan khas Purwokerto yang mulus,” buka modifikator gaul
disapa Deddy ini. Kirain streetfighter bor?
Jurus awal bikin enak bodi tentu saja bukan pijat,
kalo pijat enaknya di Baturaden yang punya hawa sejuk. Hush, maksudnya, secara
ilmu geometri rangka motor yang memiliki ground
clereance rendah makin nyaman untuk bermanuver jarak pendek. Lebih anteng
dibawa riding. Bahasa kerennya merendahkan center
off grafity.
Makanya sasis dibikin pendek. Teknik bikin sasis
mendekat ke bumi cukup sederhana, sok depan cuma potong selongsong segitiga
depan sekitar 6cm. Secara visual memang
terlihat bagian depan lebih rendah, “Sebab setang ganti model jepit agar makin
nunduk,” cuap modifikator yang mangkal di Perum Griya Karang Indah, Blok O, No.
13. Purwokerto.
Yang jadi patokan justru bagian belakangnya, sebab
memperhitungkan sudut segitiga ergonomi antara sudut setang, jok, dan kaki.
Menjadi prioritas pada bagian jok. Sebab Deddy yang tinggi langsing ini perlu
jok yang nyaman saat riding.
Jok bergaya ol
skool ini dibikin nyaman dengan busa sederhana, kalau desain pelat bagian
bawahnya bikin sendiri. “Cuma kalau bungkusnya saya pakai punya Yamaha Alfa
jadul, pas dengan tulisan original Yamaha dan kerutan asli,” kekeh Deddy pada
motor milik Supriyanto asal Purbalingga, Jateng ini.
Selain memiliki motif yang pas dengan konsep, jok
ini juga pas secara dimensi. Artinya, jok yang kecil dan pendek klop dengan
desain ramping ala Cafй Racer. Makanya sasis belakang gak perlu dirombak
banyak. Deddy hanya potong bebarapa centimeter aja sejajar dengan panjang jok.
Cuma Deddy detail mengolah bentuk agar nuansa Cafй
Racer yang kental makin menarik. Contohnya dengan pegangan jok belakang yang
sengaja dibuat ala tempo dulu. Dari ujung sasis belakang yang dipotong tadi
disambung pipa yang diroll setengah lingkaran. Jadinya ngepas sama desain
belakang yang simpel.
Ornamen belakang pun tak rame. Hanya lampu stop variasi
trail dan sein mungil sebagai penanda belok yang mengiasi bagian buritan.
Nuansa jadul nongol pada desain tangki yang dibuat panjang dan pipih.
Cuma yang ini lebih simpel. Ilmu ketok pelat Deddy diperagakan
sempurna, baik dalam detail dan pemilihan komponen. Contohnya tutup tangki
original yang masih dipakai. “Saya cuma ngepasin dengan konsep saja, barang
yang masih bisa dipakai saya fungsikan semua termasuk speedometer original.
Selain memang bagus juga bisa memangkas biaya,” cuap modifikator humoris ini.
Gak cuma tangki aja yang pakai pelat. Namun sepatbor
depan belakang dan cover aki dibagian tengah juga memakai material pelat juga.
Finishingnya kelir dipilih putih mutiara agar
memiliki kesan clean dan klimis. Makin jadul dengan motif strip sederhana merah hitam agar nuansa
kuno lebih paten. Detai resik memang jadi perhatian utama, makanya sasis pun
dikelir merah agar detailing semua komponen terlihat bagus.
DATA MODIFIKASI:
Pelek
depan : Rossi 2.50 X 17
Pelek
belakang : Rossi 4.5 inchi X 17
Ban
depan : Corsa 110/70-17
Ban
belakang : Corsa 120/70-17
Swing
arm : GL Pro
Lampu
depan : Honda CB
Lampu
belakang : Variasi trail
C13 : 0812-2955-5000
TF.
Simpel
dan resik menonjolkan konsep
Sok
depan GL Pro
Boks
aki rapi
Swing
arm GL Pro juga
Buntut
belakang simple
DETAIL SEMPURNA
Nuansa modifikasi bergaya
Jap’s Style (JS), terasa begitu kental ditunjukan Siswo Winoto pada karyanya
kali ini. Modifikator gaul disapa Wiwin ini bukan sembarang memadukan konsep
pada mesin macan noceng, namun dimensi proporsional menjadi ciri istimewa.
Apalagi ditambah dengan komponen pendukung dan detail finishing kece.
Contohnya pada kuda besi
milik Arif asal Kota Dawet Ayu, Banjarnegara. Rombakan awal tentu saja menyasar
pada belulang ala JS yang menentukan dimensi motor. “Sebab dengan sasis yang
sesuai konsep maka bagian lain akan mudah dibentuk. Terutama panel bodi dan
kaki-kaki, makanya saya pakai sasis Honda CB agar proporsi simpel ala JS
terlihat bagus,” buka modifikator dari JL. Sunan Ampel No. 5, Pabuaran,
Purwokerto ini.
Penyesuaian pemasangan mesin
ke sasis baru enggak ribet, sebab belulangnya sama. Cuma dudukan mesin bagian
bawah Tiger Revo ikut dipasang sesuai asli agar mesin pas pada posisinya. Tentu
saja nomer rangka asli juga dipasang pada sasis baru. Biar gak ribet masalah
prosedural dengan pihak Kepolisian.
Sasis belakang pun bawaan
Honda CB. Hanya saja perlu dipangkas dikit biar jok makin terlihat simpel khas
JS. Bukan tanpa perhitungan, namun aplikasi ini memang sengaja agar roda
terlihat besar. Sebab punggawa Win’s Paddock ini memang memperhatikan detai
seluruh komponen yang dipakai agar sesuai dengan konsep JS yang simpel dan pas.
Contohnya aplikasi komponen
kaki-kaki. Terlihat biasa namun istimewa. Tengok aja teromol depan belakang
yang dipakai, termasuk komponen yang sulit dicari saat ini. Teromol depan
memakai comotan Suzuki TS dan teromol belakang Yamaha DT. Ini merupakan
konskuensi agar nilai simpel JS menonjol.
Apalagi Wiwin piawai
memadukan ukuran roda, tengok aja ban belakang ukuran 400 Swallow. Sekedar
info, motif ban ini menjadi incaran maniak JS. Sedangkan komponen ajrutan makin
terlihat padat dengan kombinasi teleskopik depan Yamaha Byson dan belakang
Tiger lawas.
BOX
FINISHING
ISTIMEWA
Pada awal
kemunculan Win’s Paddock dibelantika modifikasi Indonesia, Wiwin beken dengan
karya ala streetfighter yang
fenomenal. Namun ternyata modifikator yang masih betah melajang ini juga piawai
garap modifikasi ala JS. Selain itu Wiwin membuat setiap karyanya memiliki ciri
agar mudah dikenali.
Contohnya painting ala retro yang beken dengan
garis-garis. Juga memiliki nomor pada box
filter karbu. “Selain itu semua karya saya memiliki nama, seperti motor ini
saya kasih nama Maring Tuo yang
berarti dari muda menuju tua. Sesuai filosofi motor baru yang berubah menjadi
retro aja JS,” papar penggila sepeda Down
Hill ini.
DATA MODIFIKASI
Ban depan :
Swallow 350-17
Ban belakang : Swallow
400-17
Lampu depan :
HD
Lampu belakang :
Yamaha Vixion
Sok depan : Yamaha
Byson
Sok belakang : Tiger
Pelek : Champ
Knalpot : WP
Product
Swing arm :
Handmade
Setang : Yamaha
Vixion
STREET FIGHTER KINLONG ASAL
KOTA ATLAS
Honda CBR 150 CC dari
Negri Matahari Terbit ini asalnya memang sudah sebagai motor sport. Tapi bagi
David konsep motor sport kurang menantang dan banyak orang yang punya. “Aku
ingin tampilan motor yang beda dari tampilan motor standart pabrik,”ungkap
David yang berprofesi sebagai pengusaha walet di Kota Atlas.
Sebuah
konsep briliant datang dari modifikator asal kota atlas siapa lagi kalau bukan Handoko owner dari BJM. Ubahan
langsung dieksekusi yang pertama dihajar ada pada bagian body dimana di bagian
ini konsep street fighter diambil dengan bahan fiberglass sebagai andalan dan
cat merk sikkens warna hitam mengkilap dengan sedikit goresan grafis menambah
aroma motor petualang semakin terlihat. Ditambah jok single seater yang hanya
boleh dinaiki satu orang. Body rampung pindah ke bagian shock yang mengandalkan
punya Suzuki Hayabuza serta peleg dan cakram dipercayakan ke Suzuki Hayabuza.
“Konsep sport terbaru ini berkat ide-ide browsing dan aku modifikasi ulang,
ternyata hasilnya sangat fantastic,”terang Handoko owner BJM.
“Sungguh-sungguh bombastic
hasilnya kesan jantan, kinclong enak dipandang semua ada di sini,”bangga David.
Siip bro
Tidak ada komentar:
Posting Komentar